Laman

Minggu, 22 Februari 2015

Es Mo Si

Laki-laki itu menggeram seraya mengepalkan tinju ditangannya. Berteriak dengan keras pada kakak perempuannya yang menangis tersedu-sedu. Sementara bapaknya, duduk bersimpuh dilantai,, meracau, setelah melemparkan helm birunya dilantai.

"Kau itu sudah dewasa?!! Masalah seperti itu harusnya sudah bisa kau selesaikan sendiri!! Tak perlu lagi kau ceritakan pada bapak!!!", teriak kembali laki-laki itu.
"Kalau bukan pada bapak, pada siapa lagi aku mengadu?," jawab si kakak dalam isak tangisnya.

pada Tuhanmu tentu saja

Dia pun keluar dengan raut muka yang mengenaskan. Kedua alisnya bertemu. Rahangnya bergetar. Bibirnya pun meracau tak jelas. Dia keluar dengan amarah yang amat sangat. Motor yang dinaikinya, dilarikannya dengan tarikan gas maksimal. Seolah-olah setan telah merasuki pikirannya.

Tak sampai lima menit, dia telah tiba dirumah neneknya. Ibunya yang lagi berbincang dengan pamannya, sontak kaget melihat kedatangannya.

"Ada apa?", tanya ibunya.
"Dipanggil bapak,"jawabnya ketus.

Ia pun segera mengantarkan ibunya pulang ke rumah. Setelah itu ia duduk diatas motor, terpekur dalam diamnya. Matanya awas menatap motor yang lalu lalang. Namun pikirannya melesat jauh kelangit. Merenungkan sesuatu.

dirinya, bapakknya, ibunya, neneknya, kakaknya
m.a.s.a.d.e.p.a.n.


*) baubau|6agustus2013|diketik setelah nonton filem 'armageddon'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komennya dulu ee...