Laman

Selasa, 29 Mei 2012

bukan melancong

kemarin aku balik ke pondokan lagi. sebenarnya hampir tiap hari aku kesana. cuma, kemarin agak spesial. biasanya aku pulang-balik naik motor. tapi kemarin, karna motor dibawa oleh si gondrong*, aku dengan ikhlas harus naik pete-pete. oh ya, hampir satu minggu aku tinggal dirumah kontrakkan bersama saudara perempuanku yang ditinggal oleh suaminya. ditinggal dalam artian sementara pergi menjalankan 'tugas kenegaraan'. suaminya, seorang marinir angkatan laut.

aku pikir, tidak akan seru jika langsung naik pete-pete. jadi ku putuskan untuk berjalan kaki dulu. melangkahkan kaki di rute yang belum pernah ku lewati selama ini. ini bukan yang pertama kalinya. sebelumnya aku pernah berjalan kaki dari Makassar Town Square sampai di pondokan yang ada di Tamalanrea. Tiga hari, sekujur tubuhku pegal karna itu.

meski aku tidak suka bersosialisasi, aku sangat suka kehidupan sosial. makanya, aku tersenyum-senyum bahagia ketika lewat di salah satu tempat paling sering dikunjungi oleh manusia. pasar. seorang ibu dengan tas belanjaannya yang besar. bapak yang menggendong anaknya. penjual ikan dengan suaranya yang lantang. ibu penjual sayur yang sibuk menata letak sayurnya. tukang becak yang menunggu datang penumpang. supir truk yang sedang tidur di joknya yang empuk. kakek tua yang asyik mengayuh sepedanya.

"aaaghhh,,, luar biasa,"pikirku.

tidak hanya dipasar. banyak fenomena sosial yang kulihat sepanjang jalan yang belum pernah kulewati itu. ada sebuah cafe hotspot yang ramai pengunjunya. namun tidak seorang pun yang memakai laptop disitu. ada pula anak sekolahan yang bermain bola di pemakaman umum. seorang buruh yang mungkin sebaya dengan adikku mengangkat bertumpuk-tumpuk dos, entah apa isinya. dua orang gadis dan dua orang nenek tua yang hendak ke pasar. anak-anak muda yang nongkrong di persimpangan.

"aaaghhh,,, luar biasa,"pikirku lagi.

----------------------------------------------
iya. aku sudah bertekad. suatu hari nanti aku akan membeli sebuah kamera. 
mengabadikan semua fenomena-fenomena itu. 
karena begitu banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari semua itu.
-------------
nb : * radi, spupukul