perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
banyak cerita yang mestinya kau saksikan
di tanah kering bebatuan
tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
hati tergetar menapak kering rerumputan
perjalanan inipun seperti jadi saksi
gembala kecil menangis sedih
kawan coba dengar apa jawabnya
ketika ia ku tanya mengapa
bapak ibunya telah lama mati
ditelan bencana tanah ini
sesampainya di laut ku kabarkan semuanya
kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
tetapi semua diam, tetapi semua bisu
tinggallah ku sendiri terpaku menatap langit
barangkali di sana ada jawabnya
mengapa di tanahku terjadi bencana
mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
kawan coba dengar apa jawabnya
ketika ia ku tanya mengapa
bapak ibunya telah lama mati
ditelan bencana tanah ini
sesampainya di laut ku kabarkan semuanya
kepada karang, kepada ombak, kepada matahari
tetapi semua diam, tetapi semua bisu
tinggallah ku sendiri terpaku menatap langit
barangkali di sana ada jawabnya
mengapa di tanahku terjadi bencana
mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
[Ebiet G. Ade|Berita kepada Kawan]
Hanya
mau berucap, perjalanan [baca:trip] tidaklah seperti yang kamu
bayangkan. Tidaklah sekonyong-konyong menghamburkan uang dengan sia-sia
seperti yang kamu lontarkan tadi. Bukan pula untuk menghabiskan waktu
diakhir pekan untuk berfoto-foto ria. Perjalanan yang kulalui berarti
melihat kehidupan yang ada di sekitar. Menghargai alam yang telah
menampung kita sejak berjuta-juta tahun yang silam. Mencari arti hidup
ini. Terkadang, bahkan, ada banyak begitu pelajaran yang berharga yang
bisa kita pungut selama proses perjalanan itu. Kamu bisa merasakan
kebesaran Tuhan dengan melihat jutaan bintang yang kau lihat saat berada
di puncak bukit. Kamu juga bisa belajar mensyukuri hidupmu yang kau
anggap 'kurang enak' dengan melakukan hunting bareng bersama anak-anak pemulung di TPA. Kamu pun akan surprise dengan
realita hidup, dimana seorang bapak dengan mobil mewahnya terisak
menyesali hidupnya, sementara anak-anak miskin yang tinggal di sekitaran
penampungan sampah tertawa bahagia bermain dibawah tumpukan sampah. Dan
masih banyak pelajaran yang bisa kamu ambil dari perjalanan yang kamu
lakukan.
[terinspirasi dari pengalaman Racingstar 2 bersama Makassar Backpacker]
#catatanblogtanggal 02/03/2013 08:07
#catatanblogtanggal 02/03/2013 08:07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komennya dulu ee...