Laman

Kamis, 14 Maret 2013

Ibu

sumber : here


“Pernah kudengar orang kampung bilang : sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya (Anak Semua Bangsa, h. 98)” 
― Pramoedya Ananta Toer


Bismilllah...
Selepas shalat Isya, saya menelepon mama (panggilan untuk ibuku) yang ada dikampung. Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi beliau, karena di hari inilah beliau muncul di dunia, alias lahir. Ya, hari ini adalah hari kelahiran beliau. Ucapan ulang tahun pun mengalir mulai dari anak, sampai dengan kolega2 terdekat. Ucapan selamat ulang tahun merupakan budaya yang belakangan ini  kami jalankan. Di masa-masa sekolah dulu saya tidak ingat & bahkan tidak perduli dengan yang namanya ULTAH itu. Sekarang-sekarang saya baru mulai merasa pentingnya mengucapkan hal-hal seperti ini. Sebenarnya dari segi kemanfaatan 'hal' ini mungkin tidak terlalu penting. Tapi, dari sudut pandang seorang ibu, hal ini merupakan salah satu bentuk perhatian dari anak-anaknya. Dan kebahagiaan terbesar dari orang tua adalah ketika si anak memberikan perhatian kepada mereka. Dan tentu saja, ucapan selamat ulang tahun, atau selamat hari ibu, bahkan pertanyaan bagaimana kabar ibu disana, sudah merupakan kado yang tak ternilai bagi mereka. 

oke, kembali ke topik. Tidak perlu berpanjang lebar, berikut adalah kutipan pembicaraan di telepon dengan mamaku yang ada di kota Naga sana.

Saya : Assalamu'alaikum
Mama : Waalaikum'alaikum salam. Bagaimana kabarmu nak?
Saya : Alhamdulillah baek. Ma, selamat ulang tahun nah. Panjang umur & sehat selalu.
Mama : Iya, makasih anakku.

(pembicaraan berlanjut, mulai dari curhat kehidupan di baubau, sampai dengan permintaan lekas pulang ke baubau untuk membantu orangtua)

Pembicaraan berakhir. Telepon ditutup. Dan motivasi pulang untuk membantu orang tua semakin tidak tertahan.