DISCLAIMER ; TULISAN INI BERSIFAT OPINI PRIBADI TANPA BERMAKSUD MENYINGGUNG PIHAK MANAPUN. APABILA ADA KESAMAAN TOKOH YANG TERTUANG DALAM TULISAN INI, MOHON DIMAAFKAN. KARENA MEMAAFKAN JAUH LEBIH BIJAK DARIPADA MEMINTA MAAF. 0x0
Lagi-lagi
kita harus mengakui kebijakan dan kebijaksanaan para tetuah yang bisa
mengelaborasi kata-kata dalam bentuk pepatah. Singkat tapi sarat makna. Salah
satunya seperti ini, gajah dipelupuk mata gak nampak tapi kuman diseberang
lautan tampak begitu jelas. Jika dihubungkan dengan perihal bully, kita atau
bisa saya sebut para manusia terpelajar kekinian yang sering wara-wiri dunia
sosmed begitu intens mengecam kegiatan bully ini. Tidak manusiawilah. Kasarlah. Manusia rendah.
Dan banyak bunyi yang bergaung menyatakan ketidaksetujuan tentang prilaku yang
satu ini. Tapi sadar gak sadar, dalam porsi yang mungkin terbilang kecil, kita
pun kadang melakukan bully. Maksud hati bercanda namun tersirat aksi bully. Dan
ini sering loh kita lakukan tanpa terdeteksi oleh hati nurani kita. Misal di
grup sosmed, ada kawan memosting sesuatu. Kawan lain tiba-tiba menimpali dengan
statemen yang agak mengganggu. Kawan yang lain pun ikut nimbrung dan berujung
pada memojokan sikawan yang posting pertama tadi. Situasinya mungkin dipenuhi
rasa keakraban, ketawa-ketiwi, dan cengengesan. Tapi apa kita terketuk dalam
sanubari kita bahwanya ini pun bully. Contoh lain : seorang stakeholder mengeluarkan kebijakan 'sesuatu' dengan alasan untuk rakyat bla bla bla. Berita ini kemudian menjadi sorotan media dan para netizen
mulai berkomentar. Ada yang setuju tapi lebih banyak yang menyindir. Kita yang
mungkin tidak sepaham dengan kebijakan itu pun ikutan nimbrung dengan para
netizen negatif ini. Mengeluarkan chit chat yang bersifat menyalahkan tanpa ada
solusi yang ditawarkan. Bukankah ini juga kategori bully? Saya sendiri tidak
sesuci 'orang suci' yang dalam bermedsos murni tanpa ada cela. Tidak. Saya pun
masih dalam proses belajar untuk bisa bersikap lebih baik. Berproses untuk
menjadi manusia yang tidak sekedar omong besar berucap TOLAK BULLY tapi juga
sinergi dengan sikap dan tindakan tidak melakukan bully ke orang lain. Pada akhirnya ingat bicara orang tua. Memang agak terdengar kuno dimata anak kekinian tapi itulah yang terbaik.
Cempaka Putih, 15 Agustus 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komennya dulu ee...