Image: kurangajats |
Warteg. Belakangan ini warteg menjadi bahan viralan para netizen yang gak pernah salah. Pasalnya, usut punya usut, ada oknum warteg yang secara sepihak memberikan tarif makan diluar jangkauan pembelinya. Ada yang ratusan ribu bahkan sejutaan. Itu dibuktikan dengan capturan nota makan si korban. Lah, sejak kapan makan di warteg pake nota?
Bukannya saya tidak berpihak pada konsumen. Maaf ya netijen. Tapi ayo kita telaah secara saksama sebelum menjudge sesuatu. Pengalaman bertahun-tahun makan diwarteg, sistem bayarnya memang dilakukan secara sepihak oleh empunya warteg. Nasi setengah tambah sayur capcai tambah telur bulat hari ini bisa jadi beda harganya dengan nasi setengah tambah sayur capcai tambah telur bulat besok. Bisa jadi perubahan harga itu disebabkan karena kurs mata uang yang gak stabil atau karena harga bahan pokok yang merangkak naik. Apapun faktornya, saya rasa harganya tidak berubah secara signifikan. Masih masuk di akal dan ramah di dompet bagi para jiwa misqueen kayak saya.
Warteg itu ibarat seorang ibu bagi kami para perantau. Tak ada ibu yang membiarkan anak-anaknya kelaparan. Restoran mana yang ngasih nasi porsi ekstra tanpa ada biaya tambahan. Cuma warteg. Restoran mana yang mau mgasih ekstra kuah daging tanpa ada biaya tambahan. Cuma warteg. Makanya jangan heran, tanggal tua pun kami berani ke warteg. Meski kantung kosong, makanan tetap disokong.
Terima kasih ibu. Salam warteg.
Wasalam.